Translate
Senin, Februari 18, 2013
Senin, Januari 28, 2013
Roman Abramovich Berniat Pulangkan Didier Drogba

Pemilik Chelsea Roman Abramovich, kabarnya tengah berusaha untuk memboyong pulang Didier Drogba ke Stamford Bridge.
Menurut The Sun, Abramovich bakal menawari pahlawan The Blues itu dengan kontrak berdurasi enam bulan, ditambah opsi perpanjangan untuk musim depan.
Lebih jauh, taipan asal Rusia ini juga mengaku salah karena melepas striker Pantai Gading itu pada musim kemarin usai klubnya menjuarai Liga Champions.
Namun, ibarat pepatah nasi sudah menjadi bubur, Drogba, 34, justru memilih Galatasaray. Dan diperkirakan, transfer Drogba ke klub raksasa asal Turki itu bakal segera terealisasi hari ini.
Rafael Benitez Tak Kaget Lihat Performa Brentford
Rafael Benitez mengetahui Brentford akan menampilkan permainan dengan tempo tinggi ketika menghadapi Chelsea.

Seperti yang diketahui, The Bees secara mengejutkan mampu menahan imbang The Blues dengan skor imbang 2-2.
"Brentford bermain dengan baik, kami tahu mereka akan bermain dengan tempo tinggi dan mencoba menekan. Tim pemantau kami melakukan pekerjaan dengan baik karena kami tahu semua yang dapat mereka lakukan, tetapi mereka bermain dengan baik, jadi apresiasi untuk mereka," ujar Benitez.
"Sebagai tim mereka memperlihatkan karakter luar biasa. Anda dapat melihat pelatih di sisi lapangan memberitahu mereka apa yang harus mereka lakukan dan mereka melakukannya."
"Brentford bermain dengan baik, kami tahu mereka akan bermain dengan tempo tinggi dan mencoba menekan. Tim pemantau kami melakukan pekerjaan dengan baik karena kami tahu semua yang dapat mereka lakukan, tetapi mereka bermain dengan baik, jadi apresiasi untuk mereka," ujar Benitez.
"Sebagai tim mereka memperlihatkan karakter luar biasa. Anda dapat melihat pelatih di sisi lapangan memberitahu mereka apa yang harus mereka lakukan dan mereka melakukannya."
Tendang Ball Boy, Eden Hazard Minta Maaf
Hazard mengaku menendang ball boy agar pertandingan bisa segera dimulai, namun winger Belgia berkeras dirinya sudah minta maaf kepada pemuda itu

Insiden yang terjadi di menit 80 membuahkan kartu merah untuk Hazard dan menutupi selebrasi Swansea yang sukses menyusul Bradford City ke Wembley, 24 Februari mendatang.
Namun, Hazard berkeras dirinya sudah berbicara dengan ball boy bernama Charlie Morgan di ruang ganti Chelsea dan mengklaim masalah mereka sudah selesai.
"Dia [Morgan] menutupi bola dengan tubuhnya dan saya hanya mencoba untuk menendang bola. Saya pikir saya menendang bola dan bukan pemuda itu. Saya minta maaf," ujar Hazard kepada Chelsea TV.
"Ball boy itu datang ke ruang ganti dan kami berbicara sebentar, saya meminta maaf begitu juga dia. Ini sudah berakhir. Maaf."
Namun, Hazard berkeras dirinya sudah berbicara dengan ball boy bernama Charlie Morgan di ruang ganti Chelsea dan mengklaim masalah mereka sudah selesai.
"Dia [Morgan] menutupi bola dengan tubuhnya dan saya hanya mencoba untuk menendang bola. Saya pikir saya menendang bola dan bukan pemuda itu. Saya minta maaf," ujar Hazard kepada Chelsea TV.
"Ball boy itu datang ke ruang ganti dan kami berbicara sebentar, saya meminta maaf begitu juga dia. Ini sudah berakhir. Maaf."
Rafa Benitez Bertekad Amankan Empat Besar

Arsitek Chelsea Rafa Benitez bertekad mengamankan posisi klub London di posisi empat besar Liga Primer Inggris demi peluang berlaga di Liga Champions.
Chelsea saat ini menempati peringkat tiga dengan raihan nilai 45, terpaut enam angka dari Manchester City dan 11 angka dari Manchester United. Namun, ancaman dari Tottenham Hotspur di peringkat empat terus membayangi.
Benitez pun berkeras bahwa fokusnya hingga akhir musim adalah untuk memastikan Chelsea kembali berlaga di Liga Champions.
"Tujuan saya sangat jelas. Kami harus bertahan di posisi empat besar dan berusaha melangkah jauh di kompetisi lain," tegas Benitez.
"Tapi bukan hanya karena itu. Ini hanyalah sesuatu yang harus kami lakukan. Kami ingin memenangkan setiap pertandingan, kami ingin memenangkan setiap trofi yang ada. Piala FA adalah target kami berikutnya."
Perjuangan Chelsea di Piala FA akan berlangsung malam nanti kala mereka menyambangi markas tim divisi tiga Brentford dalam putaran keempat.
Brentford - Chelsea Laporan Pertandingan
Selesai
Januari 27, 2013 7:00 PM WIB
Griffin Park — Brentford, Middlesex
Wasit: J. Moss
Jumlah Penonton: 12146
Januari 27, 2013 7:00 PM WIB
Griffin Park — Brentford, Middlesex
Wasit: J. Moss
Jumlah Penonton: 12146


Harry Forrester
Brentford
Brentford

Fernando Torres
Chelsea
Chelsea


Ross Turnbull
Chelsea
Chelsea

Ross Turnbull
Chelsea
Chelsea


Piala FA: Fernando Torres Selamatkan Chelsea
Striker Chelsea itu mencetak gol menentukan untuk memaksakan hasil imbang di Piala FA.

Getty Images
Golnya di menit 83 membuat Chelsea selamat dari kekalahan saat dijamu tim divisi tiga Inggris Brentford. Laga kedua tim di babak keempat Piala FA berkesudahan 2-2.
Chelsea bahkan sempat tertinggal lebih dulu ketika babak pertama memasuki masa turun minum.
Memaksimalkan kurang sigapnya Ross Tornbull menghalau bola, Marcello Trotta melepas tendangan dan bersarang ke gawang Chelsea pada menit 42.
Sepuluh menit memasuki babak kedua, Oscar bisa menyamakan kedudukan. Mendapat bola mentah dari sapuan pemain Brentford, pemain asal Brasil itu mengontrol bola sebelum melepas tendangan terarah.
Tapi Brentford kembali memimpin. Pelanggaran Turnbull terhadap Tom Adeyemi di kotak terlarang membuat tim tuan rumah mendapat hadiah penalti.
Harry Forrester dengan mudah melesakkan bola ke gawang Chelsea pada menit 73. Tapi keunggulan mereka hanya bertahan sepuluh menit, setelah Torres mencetak gol untuk memaksakan laga ulangan di Stamford Bridge.
Roberto Di Matteo Latih Klub Serie A?
"Apakah saya melakukan kontak dengan klub-klub di Italia? Saya memilih tidak berbicara tentang ini karena saya memiliki respek besar terhadap pelatih yang sekarang."

Roberto Di Matteo mengungkapkan tidak menutup kemungkinan untuk melatih klub Serie A musim depan. Ia sering dikait-kaitkan akan menangani Lazio, klub yang pernah dibelanya saat masih bermain.
"Apakah saya melakukan kontak dengan klub-klub di Italia? Saya memilih tidak berbicara tentang ini karena saya memiliki respek besar terhadap pelatih yang sekarang. Meskipun demikian saya tidak bisa menyembunyikan bahwa saya senang melihat Lazio sekarang di Serie A," katanya.
Di Matteo dipecat dari Chelsea usai timnya kalah 3-0 dari Juventus di Liga Champions. Meskipun demikian ia tak mengungkapkan penyesalannya pernah melatih The Blues.
"Itu adalah sebuah pengalaman emosional dan sebuah pencapaian yang sangat sulit. Saya memiliki tiga bulan fantastis, serta berat, di bangku cadangan Chelsea karena saya harus bekerja 18 jam sehari untuk mencapai hasil-hasil tersebut," katanya
"Saya juga senang mendengar fans meneriakkan nama saya ketika saya pergi. Cinta saya kepada para suporter adalah cinta pertama begitu saya datang ke London. Saya yakin hal itu akan berlanjut hingga tahun-tahun ke depan," kata Di Matteo.
Di Matteo dipecat dari Chelsea usai timnya kalah 3-0 dari Juventus di Liga Champions. Meskipun demikian ia tak mengungkapkan penyesalannya pernah melatih The Blues.
"Itu adalah sebuah pengalaman emosional dan sebuah pencapaian yang sangat sulit. Saya memiliki tiga bulan fantastis, serta berat, di bangku cadangan Chelsea karena saya harus bekerja 18 jam sehari untuk mencapai hasil-hasil tersebut," katanya
"Saya juga senang mendengar fans meneriakkan nama saya ketika saya pergi. Cinta saya kepada para suporter adalah cinta pertama begitu saya datang ke London. Saya yakin hal itu akan berlanjut hingga tahun-tahun ke depan," kata Di Matteo.
Rafa Benitez: Sanksi Tiga Pertandingan Sudah Cukup Bagi Eden Hazard

Seperti diketahui, Hazard menerima kartu merah kala dia beraksi menendanng seorang ball-boy di laga semi-final Piala Liga kontra Swansea City akhir pekan kemarin. Buntut dari perbuatannya itu, Hazard pun disanksi untuk tidak memperkuat The Blues di tiga laga berikutnya. Bagi Benitez, sejatinya hukuman ini terlalu berlebihan.
"Pada saat sekarang ini, kami akan menerima bahwa sanksi tiga pertandingan itu sudah cukup," ujar Benitez kepada wartawan selepas laga babak keempat Piala FA kontra Brentford yang berakhir imbang 2-2 itu.
"Bagi seorang pemain yang berada di kompetisi Piala Liga, dengan intensitas dan dengan apa yang terjadi sekarang ini, saya kira sanksi tiga pertandingan itu sudah cukup."
"Saya menyimpan banyak gambar, namun saya kira bagi seorang profesional, atau bagi klub, kami telah kehilangan pemain di akhir pertandingan. Kami akan kehilangan pemain paling tidak di tiga laga. Yah, rasanya itu sudah cukup," pungkas Benitez.
Park Ji-Sung Krisis Kepercayaan Diri

Pelatih Queens Park Rangers Harry Redknapp mengakui Park Ji-sung sedang mengalami krisis kepercayaan diri.
Seperti yang diketahui, mantan gelandang Manchester United tersebut belum menunjukkan performa maksimalnya untuk QPR sejak direkrut pada bursa transfer musim panas kemarin.
"Dia tampak memiliki sedikit kepercayaan diri," ungkap Redknapp.
"Dia harus bangkit sendiri. Dia telah bermain dengan cukup baik dalam beberapa pekan terakhir di sektor tengah lapangan."
Brendan Rodgers: Liverpool Tak Dapat Selalu Andalkan Steven Gerrard

Pelatih Liverpool Brendan Rodgers mengungkapkan alasannya mengapa ia mamarkir Steven Gerrard di bangku cadangan saat timnya menghadapi Oldham Athletic.
Seperti yang diketahui, Liverpool tersingkir dari Piala FA setelah tumbang dari Oldham. Di laga itu, masuknya Gerrard dari bangku cadangan membuat The Reds bangkit, namun sudah terlambat untuk dapat menyelamatkan pertandingan.
"Saya tidak dapat mengandalkan Steven untuk 70 pertandingan. Dia telah menjadi sosok yang sangat luar biasa. Dia seharusnya tidak diharapkan untuk masuk dan memenangkan pertandingan di setiap laga," ujar Rodgers.
"Dia masuk dan memberi angin segar kepada tim. Kualitasnya dapat dilihat di sana, peluangnya membentus mistar gawang dan dia benar-benar memotivasi."
"Kami memiliki tiga laga berat pekan ini, dimulai hari ini, dan kami menempatkan tim yang kami pikir akan mendapatkan hasil bagus. Ini bukan meremehkan, ini hanya performa yang sangat mengecewakan dan kami dihukum."
Chicharito: MU Bisa Raih Treble

Manchester - Striker Manchester United, Javier "Chicharito" Hernandez mengaku yakin timnya bisa meraih treble winners(tiga gelar) pada musim ini. Penampilan Setan Merah kala menggulung Fulham 4-1 di Piala FA, Sabtu (26/1/2013), menurutnya menunjukkan kemampuan tim untuk menjuarai banyak kompetisi.
MU terakhir meraih tiga gelar dalam semusim pada 1999. Saat itu, MU menjuarai Premier League, piala FA, dan Liga Champions. Hernandez yakin, tajamnya lini depan MU akan memungkinkan tim mengulang sukses 14 tahun lalu itu.
"Ini sangat menyenangkan. Yang terpenting bagiku sekarang adalah memenangkan treble. Kami memiliki peluang," jelasnya kepada soccernet.espn.go.com.
Hernandez menambahkan, "Kami sangat bahagia. Kami sangat nyaman karena mampu mencetak empat gol dan di Piala FA kami lolos ke babak selanjutnya."
"Semua orang harusnya tahu kami ingin menjuarai yang satu ini, Liga Champions dan Premier League. Aku ingin menjuarai tiga gelar untuk meraih treble. Itu juga ada di pikiran kami semua," katanya.
Gemuruh El Clasico Tengah Pekan Ini

Real Madrid akan menjamu Barcelona di Santiago Bernabeu pada Rabu (30/1/2013) malam, atau Kamis dinihari WIB. Duel mereka ini adalah untuk turnamen Copa del Rey, leg pertama babak semifinal.
Di perjumpaan mereka yang pertama di bulan Oktober, di kompetisi La Liga, duel berakhir sama kuat 2-2 di Camp Nou. Salah satu cerita menarik dari sana adalah seputar ikon mereka: Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo.
Kedua pemain inilah yang membuat gol-gol tersebut, sama-sama dua. Dengan sepasang golnya itu Messi telah memiliki total 17 gol di seluruh El Clasico, hanya terpaut satu gol dari pemilik rekor kategori tersebut: Alfredo di Stefano.
Adapun Ronaldo, kedua golnya tersebut membuatnya sebagai pemain pertama yang setia mencetak gol di enam laga beruntun El Clasico. Ia sebelumnya setara dengan Ivan Zamorano sebagai pemain yang selalu bikin gol di lima laga El Clasico.
Nah, "kebetulan" Messi dan Ronaldo sama-sama melakukan pemanasan yang "hot" menjelang El Clasico lusa. Messi mencetak empat gol dalam kemenangan 5-1 Barca atas Osasuna, sedangkan Ronaldo mendulang hat-trick untuk Madrid saat mengalahkan Getafe 4-0.
Tapi tentu saja, El Clasico bukan semata-mata urusan Messi kontra Ronaldo. Di kalangan pemain lokal, misalnya, partai klasik ini bisa membuat mereka sejenak "melupakan" pertemanan di lingkup tim nasional. Saat berbaju La Furia Roja, mereka begitu kompak dan solid sebagaimana telah terbukti ketika membawa negaranya itu memenangi Euro 2008, Piala Dunia 2010, dan Piala Eropa 2012.
Juga soal Jose Mourinho dan Tito Vilanova, atau prestise memenangi sebuah El Clasico yang bisa melebihi perasaan memenangi yang lain-lain.
Satu hal yang juga pasti adalah, di antara mereka akan mematikan kesempatan musuh besarnya itu untuk meraih satu gelar di musim ini. Di liga Barca memang jauh lebih berpeluang juara dibanding Madrid, berkat jarak poin yang masih 15 sampai pekan ke-20. Di Liga Champions, mereka masih punya jalan panjang karena baru akan menghadapi babak 16 besar.
Di Copa del Rey? Ya inilah saatnya mengurangi "jatah" juara rivalnya itu. Statistik head-to-head di turnamen ini adalah Barca menang 14 kali, Madrid unggul 10 kali, sisanya (6) seri.
Mourinho Pertanyakan Keputusan Pep Latih Bayern

Rivalitas Mourinho dan Pep sejatinya sudah berlangsung sejak Barcelona menunjuk Pep sebagai pelatih di tahun 2008 di mana Mourinho awalnya jadi kandidat kuat untuk mengisi posisi itu.
Kemudian berlanjut usai Mourinho bersama Inter Milan menyingkirkan Barca di semifinal Liga Champions sampai akhirnya keduanya bertemu di kompetisi La Liga tahun 2010. Mourinho dan Pep selalu diadu oleh media untuk menilai siapa yang terbaik di antara keduanya.
Setelah mundur dari Barca akhir musim lalu, rivalitas Mourinho-Pep agak mereda. Namun tetap keduanya selalu dibanding-bandingkan dan disebut-sebut sebagai calon penerus Sir Alex Ferguson di Manchester United.
Kini setelah Pep memilih Bayern sebagai tempat barunya untuk tiga tahun ke depan, Mourinho pun tak lepas dari pertanyaan soal mengapa Pep memilih Bayern dan juga Bundesliga, yang notabene kalah glamor dibanding Premier League atau Seri A.
"Apakah dia sengaja memilih liga di mana aku tidak melatih di sana? Aku tidak tahu. Ini pilihannya. Tapi yang pasti aku tidak akan melatih di Jerman. Aku tidak ingin berkomentar, semuanya terlihat sama untukku," ungkap Mourinho dalam wawancara dengan RAI.
Apa yang dikatakan Mourinho seperti membenarkan prediksi sebagian pihak yang menilai Pep seperti ingin menghindari "bayang-bayang" rivalnya asal Portugal itu mengingat di Italia atau Inggris, media pasti akan selalu membandingkan Pep dengan pencapaian hebat Mourinho di dua liga itu.
Liga Inggris Tengah Pekan Ini - Arsenal vs Liverpool, Demi Menapaki Jalan ke Eropa

Musim ini baik Arsenal maupun Liverpool memiliki masalahnya masing-masing, khususnya dalam hal konsistensi permainan. Itu ikut menjadi alasan kenapa keduanya masih terpaku di luar zona Liga Champions dan bahkan zona Eropa untuk musim depan.
Sama-sama mengusung tekad untuk meraup angka sebanyak-banyaknya guna menyudahi musim di posisi itulah kini pertarungan antara The Gunners lawan The Reds, Kamis (31/1/2013) dinihari WIB, akan dilangsungkan.
Arsenal dan Liverpool, berada di posisi enam dan tujuh papan klasemen secara berurutan, sama-sama menyudahi laga Liga Primer terakhirnya dengan kemenangan besar. Kalau Arsenal menghajar West Ham United 5-1, Liverpool melumat Norwich City 5-0. Namun, keduanya juga baru menjalani ketatnya laga Piala FA, dengan Arsenal menang 3-2 atas Brighton & Hove Albion sedangkan Liverpool disingkirkan Oldham 2-3.
Dari segi rekor pertemuan, Arsenal punya keunggulan di dalam lima pertemuan terakhirnya lawan Liverpool. Dari jumlah tersebut cuma satu kali 'Si Merah' bisa mencuri kemenangan, dengan dua kemenangan bisa disabet 'Gudang Peluru'--termasuk musim ini--sementara dua laga sisanya berakhir imbang. Yang menarik adalah, satu-satunya kemenangan Liverpool atas Arsenal di periode itu terjadi di Emirates.
Untuk saat ini kemenangan, baik untuk Arsenal maupun Liverpool, belum akan membawa mereka menembus zona Liga Champions. Posisi terdekat adalah zona Liga Europa--posisi lima--yang ditempati Everton dengan 38 poin. Arsenal sendiri kini memiliki 37 poin, sedangkan Liverpool punya 34 poin.
Khusus untuk Liverpool, hasil di laga ini bisa memberikan imbas, positif maupun negatif, untuk laga tandang nan ketat berikutnya pada akhir pekan, Minggu (3/2), ketika melawat ke Etihad Stadium markas Manchester City.
Sementara di partai lain, Manchester City yang sedang terus berusaha menekan pemuncak klasemen Manchester United akan melawat ke markas tim juru kunci, Queens Park Rangers, Rabu (30/1) dinihari WIB.
QPR menghadapi laga ini dalam usahanya mengoleksi poin untuk bisa bertahan di Liga Primer. Takkan mudah, karena yang dihadapi adalah City, juara bertahan yang kini berada di posisi dua dan juga sedang butuh angka. Terlebih QPR juga baru saja mendapatkan hasil buruk di Piala FA usai disingkirkan Milton Keynes Dons.
City sendiri tidak bisa lantas jemawa. The Citizens memang di atas angin, apalagi dalam tiga pertemuan terakhirnya dengan QPR juga selalu bisa meraup poin penuh. Tetapi dua dari tiga pertemuan itu berakhir dengan skor tipis 3-2, membuat adanya potensi pertandingan kembali berjalan ketat.
Di Old Trafford, MU yang tengah berupaya mempertahankan tangga teratas klasemen akan kedatangan Southampton. Meski bakal diunggulkan, 'Setan Merah' tak bisa menyepelekan Southampton yang sudah tidak terkalahkan dalam enam laga terakhirnya, termasuk di antaranya dengan mengimbangi Arsenal, Chelsea, dan Everton.
Di Madejski Stadium kandang Reading, Chelsea akan berusaha bangkit setelah menjalani pekan buruk dengan disingkirkan Swansea dari Piala Liga Inggris dan kemudian cuma berimbang 2-2 lawan tim divisi tiga Brentford di ajang Piala FA.
Sabtu, Januari 26, 2013
Zabaleta Antar City ke Babak Kelima Piala FA

City - Manchester City melaju ke babak kelima Piala FA, setelah menyingkirkan Stoke City 1-0 pada babak keempat Piala FA, Sabtu (26/1/2013). Gol semata wayang City dihasilkan bek kanan, Pablo Zabaleta, beberapa menit jelang babak kedua berakhir.
Pada laga kali ini, The Citizens tampil tanpa kiper utama Joe Hart. Posisi Hart digantikan kiper cadangan Costel Pantilimon. Sedangkan di pihak tuan rumah, Tony Pulis memainkan skuad terbaiknya dengan Kenwyne Jones sebagai ujung tombak.
Awal-awal laga, City memiliki peluang manis mencetak gol. Memasuki menit ke-8, Carlos Tevez menerima umpan dari David Silva. Tanpa berlama-lama, Tevez melepaskan tembakan yang sayangnya masih menyamping tipis dari gawang Stoke.
Pada menit ke-20, City memperoleh peluang terbaik sepanjang babak pertama. Berawal dari aksi James Milner, bola lantas diumpan kepada Silva. Berdiri bebas, Silva melengkung bola ke arah pojok gawang Thomas Sorensen. Namun, bola tembakan Silva masih membentur tiang gawang.
Tuan rumah pun praktis lebih banyak bertahan. Satu-satunya kesempatan terbaik The Potters hadir pada menit ke-28. Namun, umpan tendangan bebas Matthew Etherington yang disambut sundulan Ryan Shawcross untuk membobol gawang City dianulir wasit Howard Webb. Shawcross dianggap telah terlebih dahulu berada di posisi offside.
City mendapatkan kabar buruk dengan cederanya kapten Vincent Kompany. Posisi Kompany ditukar bek saya Gael Clichy. Skor babak pertama berakhir imbang 0-0.
Memasuki pertengahan babak kedua, Gareth Barry memberikan ancaman untuk gawang The Potters. Umpan cantik Silva mengarah tepat ke kaki Barry yang merangsek naik membantu serangan. Namun kesigapan Sorensen menggagalkan upaya Barry membuka skor pertandingan.
Stoke mencoba melakukan penyegaran di barisan depan. Peter Crouch masuk pada babak kedua dan langsung memberikan peluang pertama untuk Stoke. Sayangnya, umpan Ryan Shotton tak bisa dimaksimalkan sundulan Crouch.
Lima menit sebelum laga usai, The Citizens memastikan tiket ke babak selanjutnya. Berawal dari kreasi Silva, bola lantas diumpankan kepada Sergio Aguero yang kemudian memberikan umpan silang ke depan gawang Stoke. Barisan belakang tuan rumah terkecoh dan bola mengarah kepada Zabaleta yang bebas berada di tiang jauh. Dengan sambaran cepat, pemain asal Argentina itu berhasil membobol gawang The Potters.
Upaya Stoke membalas menemui kendala tipisnya sisa waktu pertandingan. City akhirnya menang 1-0 dan berhak melaju ke babak kelima Piala FA.
Borriello Batalkan Kemenangan Juve

Turin - Juventus dipaksa bermain imbang 1-1 oleh Genoa dalam laga pekan ke-22 Serie-A di Stadion Juventus, Sabtu atau Minggu (27/1/2013) dini hari WIB. Dengan hasil ini, Juve tetap bertahan di puncak klasemen, mengoleksi 49 poin atau unggul enam angka dari pesaing terdekatnya, Napoli.
Juventus langsung memberi tekanan bertubi-tubi kepada tim tamu begitu laga dimulai. Sebuah tembakan dari Arturo Vidal yang memanfaatkan umpan Fabio Quagliarella nyaris membuahkan gol seandainya kiper Sebastian Frey tak sigap memblok bola pada menit kesembilan.
Peluang Juve pun kembali mentah pada menit ke-16. Di dalam kotak penalti, Martin Caceres berhasil melepaskan tembakan, memanfaatkan sepak pojok. Sayang tembakan Caceres masih melambung di atas mistar gawang Bologna.
La Vecchia Signora terus menggempur pertahanan lawan. Namun, buruknya penyelesaian akhir anak asuh Antonio Conte membuat beberapa peluang emas akhirnya terbuang sia-sia. Setidaknya, hal tersebut tampak hingga laga memasuki menit ke-30.
Pada menit ke-22, misalnya, Paul Pogba memberikan umpan terobosan kepada Claudio Marchisio di dalam kotak penalti. Apes, tembakan gelandang asal Italia itu hanya melebar di sisi kanan gawang Genoa. Begitu juga dengan Fabio Quagliarella yang membuang peluang emas setelah sontekannya gagal mengenai sasaran pada menit ke-43.
Juve tak menyerah. Paul Pogba dan kawan-kawan tetap konsisten menggempur pertahanan lawan. Apa daya, usaha keras Juve untuk mencetak gol akhirnya gagal setelah skor 0-0 bertahan hingga turun minum.
Kerja keras Juve akhirnya membuahkan hasil setelah Quagliarella berhasil membobol gawang Sebastian Frey pada menit ke-54. Vidal dengan jeli memberikan umpan terobosan kepada Lichesteiner yang merangsek ke dalam kotak penalti lawan. Dengan cepat, Lichesteiner melepaskan umpan mendatar, yang disambut Quagliarella dengan tembakan keras dan gol.
Namun, Genoa mampu meredam Juve setelah Marco Borriello mencetak gol balasan pada menit ke-68. Umpan matang Juraj Kucka, berhasil ditanduk Borriello membuat bola bersarang di sisi kiri gawang Buffon. Borriello pun merayakan golnya dengan tak berlebihan mengingat pemain asal Italia itu pernah membela Juve pada musim lalu.
Tak ingin gagal mendulang penuh, pelatih Antonio Conte melakukan perubahan dengan memasukkan Sebastian Giovinco pada menit ke-69.
Masuknya Giovinco membuat Juve semakin menggigit. Umpan dari pemain muda asal Italia itu nyaris berbuah gol seandainya tembakan Lichtsteiner tak sigap ditepis Frey. Bahkan, Giovinco nyaris mencetak gol melalui tendangan bebas. Namun sayang, tembakannya masih membentur tiang.
Juventus langsung memberi tekanan bertubi-tubi kepada tim tamu begitu laga dimulai. Sebuah tembakan dari Arturo Vidal yang memanfaatkan umpan Fabio Quagliarella nyaris membuahkan gol seandainya kiper Sebastian Frey tak sigap memblok bola pada menit kesembilan.
Peluang Juve pun kembali mentah pada menit ke-16. Di dalam kotak penalti, Martin Caceres berhasil melepaskan tembakan, memanfaatkan sepak pojok. Sayang tembakan Caceres masih melambung di atas mistar gawang Bologna.
La Vecchia Signora terus menggempur pertahanan lawan. Namun, buruknya penyelesaian akhir anak asuh Antonio Conte membuat beberapa peluang emas akhirnya terbuang sia-sia. Setidaknya, hal tersebut tampak hingga laga memasuki menit ke-30.
Pada menit ke-22, misalnya, Paul Pogba memberikan umpan terobosan kepada Claudio Marchisio di dalam kotak penalti. Apes, tembakan gelandang asal Italia itu hanya melebar di sisi kanan gawang Genoa. Begitu juga dengan Fabio Quagliarella yang membuang peluang emas setelah sontekannya gagal mengenai sasaran pada menit ke-43.
Juve tak menyerah. Paul Pogba dan kawan-kawan tetap konsisten menggempur pertahanan lawan. Apa daya, usaha keras Juve untuk mencetak gol akhirnya gagal setelah skor 0-0 bertahan hingga turun minum.
Kerja keras Juve akhirnya membuahkan hasil setelah Quagliarella berhasil membobol gawang Sebastian Frey pada menit ke-54. Vidal dengan jeli memberikan umpan terobosan kepada Lichesteiner yang merangsek ke dalam kotak penalti lawan. Dengan cepat, Lichesteiner melepaskan umpan mendatar, yang disambut Quagliarella dengan tembakan keras dan gol.
Namun, Genoa mampu meredam Juve setelah Marco Borriello mencetak gol balasan pada menit ke-68. Umpan matang Juraj Kucka, berhasil ditanduk Borriello membuat bola bersarang di sisi kiri gawang Buffon. Borriello pun merayakan golnya dengan tak berlebihan mengingat pemain asal Italia itu pernah membela Juve pada musim lalu.
Tak ingin gagal mendulang penuh, pelatih Antonio Conte melakukan perubahan dengan memasukkan Sebastian Giovinco pada menit ke-69.
Masuknya Giovinco membuat Juve semakin menggigit. Umpan dari pemain muda asal Italia itu nyaris berbuah gol seandainya tembakan Lichtsteiner tak sigap ditepis Frey. Bahkan, Giovinco nyaris mencetak gol melalui tendangan bebas. Namun sayang, tembakannya masih membentur tiang.
Sebuah insiden terjadi pada masa injury time. Bek Genoa, Andreas Granqvis melakukan handsball di kotak penalti saat hendak membuang bola. Apes bagi Juve, wasit tak menilai itu sebagai handsball sehingga tuan rumah tak dihadiahi penalti. Kubu Juve pun protes tetapi wasit tetap tak mengubah keputusannya. Alhasil, Juve terpaksa menutup pertandingan dengan hasil imbang 1-1.
Amuk Barcelona di Camp Nou

Barcelona - Sinyal bahaya bagi Osasuna. Amarah Barcelona bakal memuncak jelang duel melawan Osasuna di Stadion Camp Nou, Minggu atau Senin (28/1/2013) dini hari WIB.
Pada pekan lalu, Barcelona baru saja menelan kekalahan pertamanya musim ini di Liga BBVA. Tanpa disangka, Real Sociedad mampu menekuk El Barca, 3-2 di Stadion Anoeta.
Tak ingin mengalami hal negatif serupa, Lionel Messi dkk dipastikan mengalihkan perhatian penuh untuk Osasuna. Makanan empuk bagi Barcelona, karena Osasuna saat ini sedang terpuruk karena berada di zona merah Liga BBVA.
Sebagai perbandingan, saat musim lalu Osasuna konsisten berada di papan tengah, Azulgrana mampu melibas habis klub asal wilayah Pamplona itu dengan skor sangat telak, 8-0. Amarah campur momen kebangkitan akan menjadi perpaduan pasukan Catalan menjamu sang tamu pada laga yang akan disiarkan TransTV, Senin (28/1/2013) pukul 00.50 WIB.
Osasuna sendiri bukan tanpa peluang. Klub arahan Jose Mendilibar itu bisa memanfaatkan terpecahnya fokus Barcelona yang pada tengah pekan nanti bakal bertandang ke markas musuh bebuyutannya, Real Madrid, pada leg pertama semifinal Copa del Rey.
Jadi, kini tinggal bagaimana Osasuna mampu menahan gempuran anak-anak asuh Tito Vilanova yang ingin kembali ke tren positif di kompetisi lokal. Tak perlu muluk mencari kemenangan, hasil imbang tampaknya sudah sangat berharga bagi Osasuna yang dalam empat laga terakhir di Camp Nou, tidak sekali pun mencetak gol.
Wasit Tak Berikan Juve Penalti, Marotta: Mungkin karena Dia Berasal dari Napoli

Turin - Beppe Marotta berang dengan keputusan Marco Guida yang tak memberikan penalti untuk Juventus. Direktur Umum Bianconeri itu menuduh Guida mungkin sengaja melakukan itu karena ia berasal dari kota Naples.
Guida jadi sasaran amuk pemain Juve ketika ia bergeming tak memberi hadiah sepakan 12 pas saat pemain Genoa, Andrea Granqvist, melakukan handball di masa injury time saat hendak menghalau bola crossing dari pemain Juve.
Saat itu skor adalah 1-1 dan 'Si Nyonya Tua' bisa saja menang andaikan mendapat hadiah penalti. Alhasil Juve gagal menjauhkan diri dari kejaran pesaingnya di papan atas klasemen Seri A.
Usai laga Marotta pun mengeluarkan komentar pedas terkait kepemimpinan Guida yang dinilainya berat sebelah. Bahkan ia menuduh Guida sengaja melakukannya karena wasit 31 tahun itu adalah warga kelahiran Naples, kota asal Napoli, klub yang saat ini tengah jadi rival Juve dan kerap saling melempar psy war di media.
"Saya hanya ingin bilang ini adalah kesalahan. Wasit Guida berasal dari Naples, jadi mungkin itulah sebabnya dia merasa dalam posisi sulit. Dia wasit muda, jadi wajar berada tekanan di situasi tertentu," ujar Marotta seperti dilansir Football Italia.
"Saya yakin dia adalah pria yang baik, saya hanya membicarakan soal kesalahannya. Pasti ada alasannya jika wasit tidak ditunjuk untuk memimpin tim yang berasal dari daerah mereka," sambungnya.
"Menunjuk wasit muda untuk laga seperti ini menyulitkan dirinya. Bayangkan jika wasit dari Turin memimpin laga yang melibatkan Napoli," tutup Marotta.
Guida jadi sasaran amuk pemain Juve ketika ia bergeming tak memberi hadiah sepakan 12 pas saat pemain Genoa, Andrea Granqvist, melakukan handball di masa injury time saat hendak menghalau bola crossing dari pemain Juve.
Saat itu skor adalah 1-1 dan 'Si Nyonya Tua' bisa saja menang andaikan mendapat hadiah penalti. Alhasil Juve gagal menjauhkan diri dari kejaran pesaingnya di papan atas klasemen Seri A.
Usai laga Marotta pun mengeluarkan komentar pedas terkait kepemimpinan Guida yang dinilainya berat sebelah. Bahkan ia menuduh Guida sengaja melakukannya karena wasit 31 tahun itu adalah warga kelahiran Naples, kota asal Napoli, klub yang saat ini tengah jadi rival Juve dan kerap saling melempar psy war di media.
"Saya hanya ingin bilang ini adalah kesalahan. Wasit Guida berasal dari Naples, jadi mungkin itulah sebabnya dia merasa dalam posisi sulit. Dia wasit muda, jadi wajar berada tekanan di situasi tertentu," ujar Marotta seperti dilansir Football Italia.
"Saya yakin dia adalah pria yang baik, saya hanya membicarakan soal kesalahannya. Pasti ada alasannya jika wasit tidak ditunjuk untuk memimpin tim yang berasal dari daerah mereka," sambungnya.
"Menunjuk wasit muda untuk laga seperti ini menyulitkan dirinya. Bayangkan jika wasit dari Turin memimpin laga yang melibatkan Napoli," tutup Marotta.
Di Hari Ultah, Mourinho Sibak Kans Balik ke Inter

Madrid - Pada tanggal 26 Januari ini Entrenador Real Madrid Jose Mourinho berulang tahun. Dalam wawancara di hari ultahnya itu, ia membuka peluang untuk balik menangani Inter Milan.
Mourinho menukangi Inter pada periode 2 Juni 2008-28 Mei 2010 lalu. Meski terbilang tidak lama, pelatih asal Portugal itu tetap mampu mempersembahkan sederet gelar untuk Nerazzurri.
Pada musim pertamanya, ia langsung membawa Inter memenangi Piala Super Italia disusul kemudian titel Seri A di akhir musim. Di akhir musim kedua Mourinho bahkan mengantar Inter meraih treble--Seri A, Liga Champions, dan Coppa Italia.
Sejak musim panas 2010, Mourinho kemudian mulai menangani Real Madrid. Untuk El Real ia telah mempersembahkan masing-masing satu gelar La Liga, Copa del Rey, dan Piala Super Spanyol, kendatipun masa depannya belakangan beberapa kali dispekulasikan.
Sehubungan dengan itu, dalam wawancara dengan stasiun televisi Italia RAI, pria yang genap berulangtahun ke-50 pada hari Sabtu (27/1/2013) kemarin, tersebut turut bicara mengenai peluang kembali melatih Inter.
"50 adalah angka yang bagus yang membuat Anda bisa menilai apa saja yang sudah terjadi," katanya seperti dikutip Reuters.
"Ada banyak hal yang masih harus dilakukan dan salah satunya mungkin saja kembali ke Inter, kenapa tidak?" lugas Mourinho.
MU, Chelsea dan Madrid Siaga Untuk Schweinsteiger

Bayern - Pemain Bayern Munich Bastian Schweinsteiger membuat para raksasa Eropa siaga setelah mengisyaratkan bakal hijrah dari Allianz Arena.
Gelandang berkemampuan mumpuni tersebut membuka kemungkinan angkat kaki dari Bundesliga, dan seperti diketahui ia adalah target lamaManchester United, Chelsea serta Real Madrid.
"Pergi keluar dari negara ini selalu ada dalam pikiran saya," ucap Bastian seperti yang dilansir Tribalfootball.com.
"Anda tak bakal tahu apa yang terjadi, yang pasti haruslah klub kelas Internasional yang saya tuju untuk meninggalkan klub ini."
Bastian memang salah satu pemain yang dianggap terbaik di posisinya, namun selama ini ia baru berkiprah di Liga Jerman dalam karirnya.
Podolski: EPL Lebih Bagus Dari Bundesliga

Arsenal - Josep Guardiola membuat kejutan dengan memilih Bayern Munich ketimbang klub-klub Premier League. Ia menerima tawaran Bayern meski gaji yang ditawarkan tak sebesar di Chelsea atauManchester City.
Pilihan Guardiola itu tak pelak membuat mata publik mulai tertuju kepada Bundesliga. Banyak yang menyatakan Bundesliga yang mulai naik daun menjadi salah satu pertimbangan Guardiola.
Bagi Lukas Podolski, Premier League tetap lebih bagus dari Bundesliga. Kebetulan, Podolski merupakan produk asli liga jerman dan pernah merasakan Bundesliga 2 hingga bermain bersama Bayern Munich di kasta tertinggi.
Podolski akhirnya bergabung dengan Arsenal pada musim panas lalu dengan harga 11 juta pound dari FC Koln. Meski Arsenal kelimpungan melayani permainan Schalke dan Manchester City kekok dihajarBorussia Dortmund, Podolski tetap menganggap EPL lebih bagus dari Bundesliga.
"Saya rasa persaingannya lebih berat di Inggris, banyak pertandingan berat. Jika anda lihat di Jerman, Bayern saat ini melaju sendirian. Saya rasa Premier League sedikit lebih bagus dari Bundesliga," ujar pemain timnas Jerman ini.
Arsenal akan bertemu Bayern Munich dalam babak 16 besar Liga Champions.
Langganan:
Postingan (Atom)